Jumlah korban yang berhasil dievakuasi dari bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo yang ambruk mencapai 102 orang berdasarkan data hingga Selasa (30/9/2025) pukul 07.00 WIB pagi. Berdasarkan laporan Kompas TV di lokasi kejadian pagi ini, pencarian korban masih dilakukan. Sejumlah ambulans disiagakan.
Ada pula pos bantuan yang didirikan untuk suplai makanan maupun minuman kepada korban yang selamat.
Kesulitan evakuasi Menurut laporan Kompas TV, tim SAR kesulitan menjangkau korban dalam reruntuhan sehingga evakuasi dilakukan tanpa alat berat.
Sebab, struktur bangunan dikhawatirkan akan roboh lagi, sehingga pencarian dilakukan secara manual.
Pencarian ini juga melibatkan ahli struktur bangunan. Setidaknya, ada 55 institusi yang dilibatkan dalam pencarian korban ambruknya Ponpes Al Khoziny tersebut.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak telah meninjauh lokasi insiden bangunan ponpes yang ambruk di Sidoarjo ini.
Satu korban meninggal Para korban dievakuasi ke RSI Siti Hajar Sidoarjo, RS Delta Surya, dan RSUD Sidoarjo.
Adapun satu orang korban yang dievakuasi ke RSI Siti Hajar Sidoarjo dikabarkan meninggal dunia.
Berdasarkan catatan TribunJatim.com, satu orang korban meninggal dunia bernama Ahmad Maulana Alfian Ibrahim, berusia 13 tahun, berdomisili di Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya. Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Khoziny KH R Abdus Salam Mujib angkat bicara soal peristiwa ambruknya bangunan tiga lantai di pondoknya.
- Menurutnya, pembangunan mushala tersebut sudah berjalan sekitar sembilan hingga sepuluh bulan. Bagian bawah bangunan difungsikan untuk mushala dan lantai atas bakal difungsikan untuk hall atau pusat kegiatan santri. “Masih pengerjaan. Ini sedang pengerjaan lantai terakhir. Pagi tadi dilakukan pengecoran di lantai atas,” ujar Kiai Salam, pada awak media di lokasi, Senin (29/9/2025). Ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny ini terjadi saat santri shalat ashar di mushala itu.