Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) mulai mempersiapkan pengelolaan tiga blok tambang nikel eks Vale yang akan segera digarap.
Nilai ekonominya yang cukup besar diharapkan bisa mendongkrak pendapatan daerah.
Tiga blok tambang tersebut masing-masing adalah Blok Bulubalang, Blok Lingke, dan Blok Pongkeru yang seluruhnya berada di wilayah Kabupaten Luwu Timur.
Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulsel, Jufri Rahman mengatakan, jika ketiga blok tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2028 mendatang.
Ia optimistis potensi ekonomi yang dihasilkan nantinya akan sangat besar.
“Jika tiga blok tambang eks Vale, Lingke, Pongkeru dan Bulubalang nanti beroperasi di 2028, maka hal-hal seperti ini selesai,” katanya saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Kota Makassar.
“Cukup besar di sana. Potensi perekonomian luar biasa, saya tidak usah bicara soal nikel,” tambah dia.
Jufri menyebut, perusahaan yang akan mengelola ketiga blok itu telah ditetapkan.
PT Sulsel Citra Indonesia (SCI) atau Perseroda Sulsel akan menjadi pihak yang mengawal proyek tambang tersebut.
“Kan sudah ada anak perusahaan yang menangani, SCI saya kira on the track,” ujarnya.
Pemprov Sulsel secara resmi akan mengelola ketiga blok eks Vale tersebut dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk PT Antam.
Total luas lahan dari tiga blok tambang itu mencapai 6.860 hektare.
Rinciannya, Blok Bulubalang seluas 1.665 hektare, Blok Lingke Utara 943 hektare, dan Blok Pongkeru 4.252 hektare.
Adapun komposisi pengelolaan Blok Pongkeru terbagi atas PT Antam sebesar 55 persen, Pemprov Sulsel melalui Perseroda 18 persen, dan Perseroda Luwu Timur Gemilang sebesar 27 persen.
Sementara itu, untuk dua blok lainnya yakni Bulubalang dan Lingke Utara dimenangkan penuh oleh PT SCI (Perseroda Sulsel)