Melalui Proyek Investasi Unggulan Industri Pengolahan Rumput Laut Terpadu Luwu terbaik 3 SSIC 2025

Pemerintah Kabupaten Luwu menembus posisi tiga terbaik dalam final South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) 2025 yang digelar Senin, 4 Agustus 2025, di Barru Ballroom, Novotel Makassar Grand Shayla. Ajang tahunan yang digelar Forum PINISI SULTAN ini mempertemukan proyek-proyek investasi unggulan dari 16 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan.

Dari 18 proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang dihimpun, enam dipilih untuk dipresentasikan langsung oleh kepala daerah. Wakil Bupati Luwu, Muh Dhevy Bijak Pawindu, tampil membawa proyek andalan berupa Industri Pengolahan Rumput Laut Terpadu.

“Hasil presentasi dan pengujian Kabupaten Luwu terbaik tiga, Kota Makassar terbaik dua, dan Bone terbaik satu. Artinya, usulan investasi ini menjanjikan bagi investor,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Luwu, Muh. Rudi.

menyebut Indonesia sebagai produsen rumput laut terbesar kedua di dunia dengan kontribusi sekitar 38 persen dari pasokan global. Sulawesi Selatan menyumbang sekitar 65 persen dari angka itu sekitar 4 juta ton per tahun.

Kabupaten Luwu, kata dia, ikut menyumbang 636.144 ton atau sekitar 16,45 persen dari total produksi Sulsel. “Produksi itu terdiri dari jenis Gracilaria sebanyak 323.043 ton dan Eucheuma cottonii sebesar 313.101 ton,” ujar, Muh Rudi.

Dengan garis pantai sepanjang 135 kilometer dan lahan tambak seluas 12.220 hektare yang tersebar di 11 kecamatan pesisir, Luwu dinilai layak menjadi pusat hilirisasi industri rumput laut di kawasan timur Indonesia.

Namun, Muh Rudi mengakui bahwa sektor ini masih menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari harga jual yang belum stabil, panjangnya rantai distribusi, hingga kualitas bibit yang belum seragam.

Meski begitu, ia optimistis proyek ini akan membawa dampak ekonomi yang signifikan. “Pendapatan masyarakat bisa meningkat antara 10 sampai 15 persen, sementara produksi rumput laut bisa naik 30 hingga 50 persen. Kita juga memperkirakan terciptanya 1.000 sampai 5.000 lapangan kerja baru,” katanya.

Secara makro, proyek ini diharapkan turut mendorong kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 10-15 persen per tahun, serta pertumbuhan PDRB sektor industri hingga 1,5 persen. Pemerintah juga menargetkan penguatan UMKM lokal sebagai bagian dari ekosistem pendukung.

Berbagai bentuk insentif disiapkan bagi calon investor, mulai dari fasilitasi perizinan, penguatan kelompok budidaya, hingga pembangunan infrastruktur pendukung.

Selain Luwu, lima daerah lain yang tampil di final SSIC 2025 adalah Kota Makassar dengan proyek Stadion Untia, Parepare dengan SPAM Parepare, Jeneponto dengan Pabrik Garam Industri, Bone dengan proyek Bioethanol, serta Luwu Timur dengan pembangunan Rice Milling Unit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *